BERAT SEKALI DIJALANI
Hai...Sobat Album. Terima kasih sudah hadir dan membaca tulisan saya di blog Album Sejarah Indonesia ini. Kali ini saya tidak membahas sejarah ya, tetapi sedikit atau mungkin banyak yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Agar kalian tahu...bahwa di dalam konten "Bersama Veteran RI" membuat saya harus menguatkan mental saya, bahkan termasuk mental istri saya. Secara semua ide atas konten Bersama Veteran RI adalah dari istri. Video wawancara saya kepada Veteran RI bisa kalian saksikan di channel Youtube Album Sejarah Indonesia. Jika kalian masih bingung apa itu Veteran? singkatnya mereka adalah orang-orang yang berjasa untuk Negara melalui tindakan angkat senjata. Baik dari militer ataupun laskar (Milisi bahasa awamnya).
Saya, mas Rifaldi, Tri Retno, Risfa, dan kameramen istri saya. Kami berlima adalah pionir pertama dalam konten Bersama Veteran RI. |
Hari ini, 6 Juli 2022 untuk sekian kalinya saya mendapat kabar atas berpulangnya seorang Veteran yang pernah saya wawancarai bersama teman-teman dari Album Sejarah Indonesia bernama Mbahkung C. Djamharie. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seperti biasa seluruh Veteran yang pernah saya temui, akan saya panggil dengan "Mbahkung" atau kakek dalam bahasa Indonesia. Saya menganggap mereka adalah kakek saya, walaupun memang tidak ada ikatan darah sama sekali. Kurang lebih sekitar 26 pelaku sejarah Kemerdekaan Indonesia di Blitar, Jawa Timur pernah saya wawancara. Sekitar 3 video pelaku sejarah tersebut belum sempat tayang, tetapi sudah ada dalam cerita di Instagram maupun Facebook Album Sejarah Indonesia. Karena video mereka masih ada error, dan saya masih berusaha memperbaikinya.
Ok...kembali ke awal, memang saya yang bukan ahli sejarah hanya pecinta sejarah memiliki ide konten untuk menelusuri sejarah di lokasi-lokasi sejarah pada umumnya. Tetapi, istri saya menyarankan agar kenapa saya tidak ke Veteran saja ? Yang notabene mereka adalah pelaku sejarah, inti utama dalam Sejarah. Tanpa pikir panjang saya pun menyetujuinya, toh sedari kecil saya juga suka tanya-tanya masa penjajahan kepada kakek-nenek, atau saudara-saudara ibu/bapak saya yang sudah lanjut usia. Video pertama Bersama Veteran RI tentang perjuangan Alm. Mbahkung Tasrip pada tanggal 29 Agustus 2020. Beliau adalah Veteran pertama yang saya temui, saat itu beliau sudah sakit. Untuk berjalan saja sulit, butuh dipandu dan diarahkan. Satu-satunya Veteran perempuan yang pernah saya temui adalah Almh. Mbah Saminem. Dan untuk saat ini Veteran Kemerdekaan Indonesia di Blitar, Jawa Timur sudah tidak ada lagi dari perempuan. Syukur Alhamdulillahnya... Tuhan masih memberikan kesempatan kepada saya untuk bertemu dengan Almh. Mbah Saminem pada tanggal 12 September 2020. Semula saya hanya mendapatkan informasi keberadaan Veteran dari media sosial, dari masyarakat yang memberitahukan kepada saya. Seiring berjalannya waktu, akhirnya saya mendapatkan data Veteran RI melalui Kaminvetcad V/08 Blitar. Terima kasih untuk Kaminvetcad V/08 Blitar sudah membantu saya selama ini beserta Koramil di setiap daerah tempat tinggal para Veteran.
Foto bersama dengan Alm. Mbahkung Tasrip |
Setiap saya wawancara kepada Veteran, kami selalu disambut baik oleh pihak keluarga. Bahkan dari beliau sendiri, saya bisa melihat jelas selali raut wajah sepuh yang tersenyum bahagia bahkan antusias setiap saya datang kepada mereka. Meskipun fisik mereka ada yang sehat ataupun sakit, mereka menghargai maksud dan tujuan kedatangan saya. Wahh... mengetik ini air mata saya tertahan. Ini lah yang membuat saya tidak kuat. Rata-rata Veteran yang saya temui berusia 90 tahun ke atas, waktu saya sedikit untuk mencari keberadaan mereka. Rata-rata setiap saya datang ada kesempatan untuk mereka menceritakan masa perjuangannya kepada publik, mereka ada yang bercerita dengan wajah senang dan menahan sedih. Berusaha menyembunyikan kesedihan dari saya, bahkan kepada kalian yang menonton video mereka. Dengan adanya konten ini, membuat mereka bisa bercerita masa perjuangannya kepada saya dan publik. Yang mungkin, selama ini hanya pihak keluarga saja yang mendengarkan perjuangan mereka. Bahkan beberapa Veteran ada yang baru bercerita secuil kisah perjuangannya, dan selama ini pihak keluarga tidak mengetahuinya. Dan lagi-lagi itulah manfaat adanya Konten Bersama Veteran RI ini.
Jika kalian tahu, setelah wawancara tidak mungkin saya melupakan mereka. Setiap bulan, setiap waktu jika saya ada kesempatan. Saya tetap bersilaturrahmi kepada para Veteran dan pihak keluarga. Melihat kondisi beliau-beliau, menanyakan kabar dan keadaan beliau. Intinya mereka sudah saya anggap kakek saya sendiri, saya pun dari kecil sudah tidak pernah ada sosok kakek. Mereka pengganti kakek saya, dan menjadi sosok kakek buyut dari putri saya. Saya tahu mereka dari sehat hingga sakit dan berpulang atau yang sudah sakit dan kemudian berpulang. Itu yang bikin hati ini sesak...menghela nafas. Ternyata berat sekali dalam konten Bersama Veteran RI. Perjuangan mencari keberadaan mereka tidak mudah, kemudian bertemu mereka dan tertawa bersama, cerita-cerita masa pejuangannya, hingga melihat mereka pergi selama-lamanya. Bayangkan saja...ditinggal seorang keluarga saja menyakitkan apalagi puluhan Veteran yang sudah saya temui berpulang satu persatu. Menyakitkan sekali... Inilah mental saya dan istri "down", melihat mereka berpulang...
Setiap saya bertemu Veteran yang baru untuk di wawancarai, saya hanya berkata dalam hati : "Oh Tuhan...terima kasih saya sudah bertemu beliau, saya siap jika nantinya saya akan kehilangan beliau lagi. Meskipun saya tidak mau, itu menyakitkan, tetapi akan saya alami suatu hari nanti, mendengar kabar kepergian mereka". Sudah 10 Veteran yang saya temui telah berpulang...
Jika saya rindu dan pihak keluarga rindu kepada Almarhum, pasti kami akan memutar ulang video mereka...melihat cerita perjuangan mereka yang tidak mudah dimasa mudanya. Melihat raut wajah yang pernah saya temui dan lihat, yang kini hanya terbayang dalam angan. Sungguh saya merindukan mereka yang sudah berpulang...
Orang lain mungkin berfikiran, "Ah bikin konten gampang, cari alamat Veteran, ketemu lalu wawancara, selesai". Tapi bagi saya tidak... saya datang ke mereka bukan sebagai jurnalis. Saya datang ke mereka berusaha sebagai "cucu", agar mereka nyaman dan ada ikatan batin kepada saya. Iya, karena tidak mudah melakukan wawancara kepada narasumber yang sudah berusia 90 tahun lebih. Entah pendengaran, atau bicara yang sudah kesulitan karena faktor usia. Saya selalu berkata kepada mereka setiap melakukan wawancara : "Kung...anggap saya cucumu ya... ini cucu kakung sendiri."
Mbahkung Veteran...terima kasih sudah hadir dalam hidup saya, waktu saya tidak sedikit, mungkin 5 tahun atau 10 tahun lagi mereka sudah tidak ada lagi di bumi Indonesia. Sebelum itu terlambat, semoga saya bisa bertemu Veteran Kemerdekaan di seluruh Indonesia dan membagikan cerita perjuangannya kepada kalian Sobat Album. Tak terasa sudah hampir 2 tahun lamanya, saya menemukan banyak pengalaman akan artinya kehidupan dari mereka yang pernah merasakan pahit manisnya hidup.
Saya hanya bisa berkata kepada istri : "Kuat tidak kuat, harus kita jalani menemui para Veteran untuk generasi bangsa..." Walaupun saya sendiri juga tidak kuat lagi... terima kasih kepada kalian sudah membaca tulisan saya ini.
Komentar
Posting Komentar